Mata Pencaharian Penduduk

Perladangan berpindah masih menjadi sektor utama masyarakat untuk menunjang kebutuhan dan ketahanan pangan. Dikelola dan dimanfaatkan secara subsisten; aktifitas mata pencaharian untuk konsumsi sendiri dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja. Hasil perladangan tersebut seperti padi, singkong, sayur, lombok (cabe), buah-buahan, dll. Begitu juga dengan aktifitas berburu di hutan dan sungai, semuanya di prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan korbohidrat dan protein di tiap-tiap keluarga.

Area yang digunakan mulai dataran rendah hingga perbukitan. Perladangan gilir balik dilakukan dalam jangka waktu minimal 5 (lima) tahun, artinya ladang yang diolah tahun ini akan diolah pada 5 (lima) tahun akan datang. Namun untuk saat ini aturan demikian tidak baku, atau memungkinkan juga ladang yang telah dibuka atau ditanam tahun ini akan kembali ditanam di tahun berikutnya. Dengan pertimbangan lahan tersebut masih subur dan layak untuk diolah lagi.  Pertimbangan lainnya dalam membuka ladang adalah akses dari kampung. Keberadaan jalan poros menjadi pertimbangan untuk efisiensi tenaga dan modal materil mengolah ladang.

Di luar golongan masyarakat yang bekerja di sektor pemerintahan desa maupun Aparatur Sipil Negara (ASN). Akses uang tunai (cashmoney) masyarakat Sai Anai diperoleh dengan cara menjual daging hasil alam seperti berburu dan menjala ikan antar sesama masyarakat maupun pendatang seperti ke tenaga pendidikan dan kesehatan, ada juga yang mengandalkan proyek pembangunan desa. Sebagaimana harga maupun upah jasa sudah diatur dalam bentuk Perdes berupa standarisasi harga. Akses uang tunai lainnya yaitu malalui supporting/bantuan dari kerabat yang bekerja mandiri dan menetap di kota atau daerah lain seperti di Malinau, Tanjung Selor, Samarinda, dll.

Aktifitas seperti mencari ikan, berburu hewan besar (babi, payau, kijang, kancil), dan berkebun (sayur dan buah) menjadi sumber bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Kegiatan jual beli tidak populer di masyarakat Sai Anai. Kalaupun ada, jual beli terjadi dalam jumlah kecil dan tidak setiap hari. Hasil kebun dan hasil buruan lebih banyak dijual untuk orang luar. Orang Sai Anai dapat dikatakan mandiri pangan dan memang kegiatan sehari-hari yang dilakukan adalah untuk mencari makanan untuk keluarga. Terkait kebutuhan pangan, sembako maupun peralatan hidup lainnya, masyarakat Sai Anai memasok barang di rumah mereka. Sebenarnya ada satu kios di RT 2 yang menjual kebutuhan rumah tangga dan perawatan diri. Namun lebih banyak rumah tangga yang memiliki pasokan sembako dan kebutuhan lain untuk satu sampai dua bulan mendatang. Pasokan barang diperoleh dari Data Dian (Kecamatan Kenyah Hilur) dan Long Nawang (Kecamatan Kenyah Hulu). 

Bagikan post ini: